#DigislamicSchool
Setiap orang tua tentu saja ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas. Pun demikian dengan guru, mereka ingin anak didiknya bisa memahami dengan baik apa yang telah diajarkan padanya. Demi mewujudkan keinginan tersebut, maka pada Sabtu (15/2), Kepala PG-TK Al Muslim Rachmasari Aulia, S.Psi., mengundang Sumarti M. Thahir yang merupakan seorang pembicara, dosen, praktisi neuroliterasi, sekaligus penemu metode CBI (Cerdas Berbahasa Indonesia) Fonik ke aula PG-TK untuk membagikan ilmu yang ia miliki.
Kegiatan pelatihan CBI Fonik ini diikuti oleh seluruh guru PG-TK Al Muslim dan guru wali kelas SD level 1 dan 2. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB. Narasumber mengawali kegiatan pelatihan ini dengan memberikan fakta tentang kualitas pendidikan di Indonesia saat ini, yang menurut survei PISA tahun 2018, kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat rendah. Indonesia berada di peringkat enam terbawah dari 79 negara. Beliau juga memaparkan bagaimana sistem pendidikan di Finlandia yang dianggap sebagai salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia.
Masuk pada bagian inti pelatihan CBI Fonik, disampaikan pemahaman tentang apa itu CBI Fonik, tahapan-tahapan CBI Fonik, dan bagaimana penerapan media pembelajaran metode CBI Fonik pada anak usia dini. Guru-guru pun tampak serius dan sangat antusias mendengarkan setiap materi-materi yang disampaikan narasumber. Gaya bicara yang santai namun mengena di hati inilah yang membuat guru-guru betah berlama-lama mengikuti pelatihan tersebut.
Tak sekadar memberi materi, narasumber juga mengajak guru-guru untuk mempraktikkan metode CBI Fonik ini. Masing-masing guru diberikan kartu yang berisikan huruf-huruf CBI Fonik dan melafalkan bunyi huruf mulai dari huruf vokal; a, i, u, e, o, lalu huruf konsonan yang dimulai dari m, b, p, l, dan seterusnya, hingga huruf gabungan konsonan; ng, ny, dan lainnya. Para guru juga diajak membentuk beberapa kelompok dan melakukan simulasi pembelajaran CBI Fonik. Ada yang berperan sebagai pengajar, siswa, dan juga observer. Semua metode harus dilakukan secara terstruktur sesuai dengan SOP yang ada.
Kemudian, narasumber juga memperlihatkan media untuk anak belajar menulis yang tidak lagi menggunakan garis putus-putus, melainkan huruf utuh dimana si anak mengikuti bentuk hurufnya dengan dua jarinya. Jadi, tak hanya mengasah keterampilan membaca dan menulis saja, tapi juga bisa membantu perkembangan motorik anak.
Dengan adanya pelatihan seperti ini, guru-guru diharapkan bisa mengenalkan dan mengajarkan struktur bahasa yang sesuai dengan kaidah linguistik juga perkembangan sang anak.
Terima kasih sudah berbagi banyak ilmu pada guru-guru Al Muslim, Ibu Marti. Semoga apa yang disampaikan Ibu Marti bisa segera diterapkan oleh guru-guru kami. Sehat selalu, Ibu Marti.
Sharing is caring